Rabu, 14 Desember 2011

TENTANG KEKASIH JIWA BERNAMA IBU

Ketika jemari malam
mengelus halus helai-helai mimpi,
senyummu menjelma purnama
yang kurenangi cahayanya.

Tetaplah disini Ibu,
agar lebih lama kau dengar
debur jantungku di dadamu.
Tetaplah disini lebih lama lagi,
sebelum suara-suara Subuh
melepuhkan mimpi tentangmu.

Adalah engkau
pedih damba tak terengkuh jumpa,
palung-palung hatiku menggemakan rindu
di setiap ingatan akan kasih paling jernih,
cinta paling rela.

Adalah engkau
kekasih yang dicinta Kekasih
hingga rinduNya tergesa
menjemputmu di pintu surga.
Bagaimana hendak hati berduka
atas jiwa sentosa yang rida dalam dekap rahimNya?

Airmata ini
hanya rindu yang mengembun, Ibu
bulir-bulirnya adalah doa
yang setia menetesi kelopak jiwa...






Sabtu, 02 April 2011

TAKWIL TATAPAN (2)

Dalam tatap mata Kekasih,

hatiku bagai langit yang memerah jambu menahan malu

namun juga melebam ungu karena hasrat ingin bertemu

kularut teduh pandangan meretas denyar di jantung harapan

asa yang menjelma geletar kelopak lili dihembus angin

merupa embun yang setia menetas di daun-daun

menyingkap rawan hati dalam rayau sinar mentari menciumi bumi

Dalam tatap mata Kekasih,

kulangitkan derap doa serupa mantra para tetua

Cinta menawan jiwa untuk berkhidmat mendekap pedihnya taat

tak terpaling hati, hanya pada Satu Kekasih tanpa sekutu tak sudi dimadu

kurendahkan ranting-ranting hati sepenuh pasrah mengungkai patah

tamarinda rindu pun terasa manisnya

dalam lekat pandang Kekasih yang menahan segala ingin selain padaNya

Dalam tatap mata Kekasih,

Setiap celah nurani terlingkup mesra getar purba

janji sua yang dituliskan sebelum semesta tercipta

tiada setitik cela bisa kusembunyikan

namun diri menjelma sempurna menghamba

dalam Cinta yang memaafkan, Kasih nan menenangkan

Kekasih adalah cahaya yang menitiskan cahaya di setiap kerjapnya.

Selasa, 29 Maret 2011

TAKWIL TATAPAN (1)

Usai sembahyang jamaah, selalu
secercah ciuman lembut menyapa ini kening
kurebah diri diharibaan hangat imamku
dzikirnya serupa lantunan doa pengantar mimpi indah

seperti lembut hari-hari yang diuntai ritual bersama
tubuh masih mengeja, mengapa tatapnya membuatku
merasa ratna dewi yang bertahta di hatinya
tapi nurani hanya memahami
Sang Indah membuatku tampak kencana dimatanya

duhai pandangan penuh cinta,
saat mata diselubung indah dalam melihat kekasih
nikmat Tuhan mana yang hendak didusta*
dalam pujian sejuta hari aku berlari menyongsongnya
cinta langgeng merona dalam tatapan yang ditahbiskan Cinta.


*kutipan ayat repetitif Q.S. Ar- Rahman

Minggu, 20 Maret 2011

KHAZANAH RINDU

Pada Kekasih yang menabir keindahan dalam tirai senja

aku menitipkan damba seorang pencinta

dalam hembus lembut angin barat

kucium halus aroma doa

wangi, harum semata

siapa aku, engkau

peziarah singgah mencintakan Cinta

atau perenang samudra fana teruai-kuai dalam ombaknya?

di pipi langit yang memerah

kueja baris-baris awan pemantul bias tunggal matahari

hasratku mengembun mendung

lalu meluruh jatuh memeluk bumi

tempat abadi melebur segala mimpi,

melantun puisi pertemuan paling dinanti

Cinta, hatiku hanya memahami

rindu Kekasih melebihi semua rindu

yang pernah ditangiskan hujan pada tanah,

ditembangkan semua ibu pada buah hati,

dicurah Adam pada Hawa di Jabal Rohmah

rindu yang azali hingga nanti, tiada terganti.

Sabtu, 19 Maret 2011

K U T U

Oleh : Wahyu Prabowo

Kau hewan yang sangat kecil

kau hewan yang tidak sopan

setiap hari kau selalu di kepala

makan dan minum kau juga di kepala

kau selalu membuat kepala gatal

kenapa kau tidak mau berpindah tempat?

Penulis adalah siswa kelas VIIIB SMP Darush Sholihin. Tinggal di dusun Toyomerto, sebuah lembah permai di lereng bukit Panderman, Batu, Jawa Timur. Dikenal sebagai siswa kesayangan para guru karena memiliki karakter unik, suka menakuti teman-temannya dengan penampilan dan tindak tutur yang sangar.

Dalam pengulangan kata ‘kau’ yang intens, puisinya bening menurut saya. Masih dalam subyektifitas pemahaman saya, penulis total masuk secara personal dengan penjiwaan penuh terhadap puisi yang ditulisnya.

Melihat, mencermati puisi siswa sendiri ternyata memberi makanan jiwa yang ekstra lezat. Dari sini saya bisa merasakan profesi guru adalah profesi yang romantis. Setiap hari ada berbagai adegan cinta yang bisa direkam dan dituangkan dalam berbagai format karya lisan maupun tertulis. Penulis, dengan tampilan luar yang terbaca keras ternyata memiliki kelembutan rasa yang terpantul dalam karya beningnya. Tentu, estimasi dan interpetasi ini masih subyektif versi saya sebagai guru yang berbagi hari-hari efektif sekolah dengan penulis….. J

Selasa, 15 Maret 2011

B A Y I

Dirahim hatiku bergelung janin mungil mengulum jari

fetus suci selembut cahaya bulan pemantul Matahari

ia bernafas dalam nafas

mereguk sari hidup dalam hidup

kami saling berdiang dalam hangat mimpi

hingga musim meretas jalan membuka bumi

bayiku, bayiku, bayiku…..

hasratku mengibu padamu

semesra hujan merintik daun-daun dewandaru

kularaskan tembang-tembang syukur dan puja

halus kasih yang membelai seribu takdir di bening matamu

bersejiwa kita dalam doa

mari mengeja bait-bait Cinta sepenuh rela.

15032011

Senin, 07 Maret 2011

Matahari tak pernah bertanya

mengapa dia membakar dan dibakar bermilyar masa

bulan juga tak menuntut mengapa dia hanya jadi pemantul cahaya

semua ada di garis edar dalam syukur dan rela

aku? bakarlah mengabu hingga sampai ikhlasku

karena aku hanya mengenal Engkau Tuhanku

dalam segala terik dan gigilku.

Senin, 28 Februari 2011

Tembang Para Pencari

Berkaca di wajah samudera

purnama perak diayun ombak

pendarnya buram dihantam rasa anggur di kepala

dilingkar cahaya bulan

para penempuh hidup, pemeluk takdir, pengantri ajal

mendendang tembang rindu pertemuan

kami para pencari-Mu

terhuyung terantuk mabuk di bibir perahu

setengah sadar kuteriakkan,

karamkan saja bahtera ini

dasar samudera adalah tempat terjaga

meluka dan diluka para kerang mencari mutiara paling cemerlang

seorang pelaut lewat dan menyapa,

“tak usah bangun, dalam mabukmu akan kau temui Dia”

benarkah?


(Tembang Para Pencari, 26022011)

Senin, 21 Februari 2011

Adalah engkau

pedih damba tak terengkuh jumpa

kuntum-kuntum doa yang kumekarkan di taman jiwa

palungpalung hatiku hanya mengenal satu kata tentangmu, rindu

di setiap ingatan akan kasih paling jernih,

cinta paling rela

kurendam hangat senyum dan pelukmu, ibu.


(Kepada Kekasih Jiwa, Ibu Suwartini Rijadi)

Senin, 07 Februari 2011

Catatan Di Suatu Pagi Berhujan Berangin

Siap berangkat sekolah pagi ini,
tapi hujan angin menderu menggebu di luar jendela..
Para siswa yang dikasihi jiwa,
dapat kudengar sorak kalian bersama detak hujan
bukankah menyenangkan jika hari ini tanpa kelas dan pelajaran membosankan,
belajar saja sendiri dari hujan, angin dan jalan basah di luar,
berapa kosakata kalian dapatkan?

Sudah? Silakan masukkan dalam kalimat yang kalian suka.

Ini contohnya:
Ibu memasak hujan.
Bapak membaca angin.
Adik mengeja jalan yang basah.

-sekolah tak pernah pecah

karena hidup itu sendiri

adalah sebuah sebuah sekolah yang tak pernah sudah-

Minggu, 06 Februari 2011

Serenada Kasih Bagi Sahabat Jiwa

Tak terhitung hari kita bersengketa mata dan kata

tak terhitung bulan kita berselisih gagas

telah lewat tahun kita bersulang, beradu paham

dalam labirin ribuan gugus cakrawala

masih juga kau anak ayam berkeciap mengusik heningku

dan aku bambu yang kerap berkeriyut geram oleh polahmu

tiada mentari terbit dan tenggelam tanpa bias merah

entah karena malu atau gusar amarah….

kukutuk, kukutuk kau hidup damai

dari mimpi yang kau bangun dalam sepi

kusumpahi, kusumpahi kau

dalam serapah akhir harimu indah

dikelilingi para hati yang mencintai

kurangkai kutuk sumpah serapahku padamu

dalam senyum yang paling tulus, sahabat jiwaku…..

Tuhan tahu dalam taut erat temali jiwa

kita tak hendak khianat

pada sesama, pada hidup, dan pada takdir yang memeluk kita

kita adalah kita

yang berjalan bernafas di garis edarNya

tekun pada ladang yang harus kita semai

menguntai bulir-bulir hari dengan benang sukacita

penuh syukur, ikhlas dan rela.

Selasa, 01 Februari 2011

Renungan Kecil Sebelum Bel Berbunyi

Saat membuat soal-soal ulangan dalam format multiple choices, sempat terpikir bahwa hidup ini tak lebih dari kegiatan memilih. Setiap hari, jam, menit, detik kita menentukan sesuatu berdasar pola hati dan pola pikir yang kita wujudkan dalam pola sikap dan tindak.
Test items atau soal yang dibuat dalam bentuk multiple choices sesungguhnya adalah untuk menyederhanakan jawaban. Dalam hidup terkadang kita dituntut untuk menyederhanakan persoalan agar tidak melebar seperti sering dijumpai pada jawaban-jawaban berbentuk esai. Menyederhanakan tidak linier dengan menggampangkan. Berpikir secara sederhana menurut saya adalah kembali pada prinsip-prinsip dasar yang standar.
Berpikir dan berperilaku atas dasar nilai-nilai cinta kasih, kejujuran, keadilan, dan budi pekerti lainnya. Dalam perjalanannya, penerapan nilai-nilai ini akan menghadapi berbagai benturan dan tantangan karena fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan manusia lainnya. Dan sekali lagi...kita memilih dan terus memilih. Pilihan kembali kepada kita. Bijaklah memilih, sahabat....

Senin, 31 Januari 2011

ELEGI MENSTRUASI

ELEGI MENSTRUASI

Oleh Etik Setiawati

Allahku,

sekuntum hatiku teramat rindu merayuMu dalam ruku’ sujud

aku bukan Fatimah dalam langgeng ibadahnya

juga bukan Rabi’ah yang tak takut neraka tak mengidam surga

resahku mendamba dentang lapar puasa

tempat menyesap angkara mengukuhkan rasa

Allahku,

ampuni dangkalku memandang rahmatMu

maafkan jika kusalahkan bulan menghalang pandang,

tirai yang membatas kunjungan hatiku ke rumahMu

ampuni sempit raja’ku memahami kemurahanMu

ampuni jiwa rapuh yang jauh dari syukur padaMu

Allahku,

dalam lemah dan papa tanpa daya

kalbuku menyeru merintih di haribaanMu

dekatkan aku dengan sabar dan setia dalam memuja

tautkan hatiku dengan syukur dan rela dalam bersahaya

karena fitrah aliran sungai merindu muara

dalam jernih dan keruhnya

palung nurani akan berkata

setiap hamba merindu Tuhannya.

Rabu, 26 Januari 2011

Ibadah Cinta Hari Ke-5

Dalam hening

aku dapat mendengar jam berdetak

sangat jelas

dalam hening

aku dapat mendengar nyanyian mimpi

sangat merdu

dalam hening jua

aku dapat mendengar degup rindumu padaku

duhai kekasih jiwa

aku baringkan rindumu

di sisi cintaku yang melembut

aku hadapkan wajahku

dihembusan nafas kasihmu yang halus

dan kita tenggelam

dalam lautan sejuta mesra

yang indahnya aku tulis di mega-mega…

Minggu, 23 Januari 2011

Selasa, 18 Januari 2011

Kokok ayam dini hari adalah puji

Kerlip bintang adalah puja

Tasbih yang terus menggema di segenap semesta

Hatiku bertanya

Apakah yang mengikat kita

Hingga jiwaku masih juga di sisi jiwamu

Berbincang tentangNya, lautNya, tanahNya, langitNya……

Sahabat jiwa yang aku kasihi

Setiap detak jantung adalah permohonan ampun dan ungkapan syukur

Namun jauh di ujung hati aku mendengan denting lagu sendirimu

Aku sapa sepimu dalam alunan kasihNya

Dalam puja tak berkepala

Aku hanya Gopi buta tuli berlentera kerlip hati

Tuhan memberkati setiap tetes darma kita

Setiap nampan persembahanmu pada bunda

Setiap bait sajak persembahanku bagi teman hidup

Setiap langkah yang kita tahbiskan untukNya

Aku bukan tabib penyembuh luka

Juga bukan Narada pencerah jiwa

Aku hanya aku dengan kerdip lentera tua

Yang sepenuh hati aku jaga nyalanya

Semoga bisa menerangi sekilas

Sesudut sepimu…

Minggu, 02 Januari 2011

Bersama Salma

Hari ini dik Salma libur. Dia main ke sekolah, kebetulan sekolah juga sedang vakum kegiatan pembelajaran setelah ulangan semester dan remidi selesai. Dik Salmik, eh, Salma main game di hp. Kami melihat-lihat perlengkapan lab bahasa yang masih dikemas di kardus. Trus kami buka-buka akun facebook masing2, twitter dan blog ini. Ada bakso.... Selamat makan, Indonesia. :))