Rabu, 14 Desember 2011

TENTANG KEKASIH JIWA BERNAMA IBU

Ketika jemari malam
mengelus halus helai-helai mimpi,
senyummu menjelma purnama
yang kurenangi cahayanya.

Tetaplah disini Ibu,
agar lebih lama kau dengar
debur jantungku di dadamu.
Tetaplah disini lebih lama lagi,
sebelum suara-suara Subuh
melepuhkan mimpi tentangmu.

Adalah engkau
pedih damba tak terengkuh jumpa,
palung-palung hatiku menggemakan rindu
di setiap ingatan akan kasih paling jernih,
cinta paling rela.

Adalah engkau
kekasih yang dicinta Kekasih
hingga rinduNya tergesa
menjemputmu di pintu surga.
Bagaimana hendak hati berduka
atas jiwa sentosa yang rida dalam dekap rahimNya?

Airmata ini
hanya rindu yang mengembun, Ibu
bulir-bulirnya adalah doa
yang setia menetesi kelopak jiwa...