Tak terhitung hari kita bersengketa mata dan kata
tak terhitung bulan kita berselisih gagas
telah lewat tahun kita bersulang, beradu paham
dalam labirin ribuan gugus cakrawala
masih juga kau anak ayam berkeciap mengusik heningku
dan aku bambu yang kerap berkeriyut geram oleh polahmu
tiada mentari terbit dan tenggelam tanpa bias merah
entah karena malu atau gusar amarah….
kukutuk, kukutuk kau hidup damai
dari mimpi yang kau bangun dalam sepi
kusumpahi, kusumpahi kau
dalam serapah akhir harimu indah
dikelilingi para hati yang mencintai
kurangkai kutuk sumpah serapahku padamu
dalam senyum yang paling tulus, sahabat jiwaku…..
Tuhan tahu dalam taut erat temali jiwa
kita tak hendak khianat
pada sesama, pada hidup, dan pada takdir yang memeluk kita
kita adalah kita
yang berjalan bernafas di garis edarNya
tekun pada ladang yang harus kita semai
menguntai bulir-bulir hari dengan benang sukacita
penuh syukur, ikhlas dan rela.
Persahabatan memang indah :)
BalasHapusOh ya, ada yg anget tuh di blog saya :)
bunda selalu mengagumi tulisan2 indah Etik disini.
BalasHapusbetapa cerdasnya merangkai kata menjadi kalimat indah bermakna.........
salam
@cucu haris: Hehehe..... Maaf, baru tahu ada komen di puisi ini. Salam persohiblogan selalu, mas Haris. :)
BalasHapus@bundadontworry: Aku juga selalu mengikuti n mengagumi tulisan2 bunda. Tipsnya keren2 n manfaat banget. Salam hangat, bunda....:)
BalasHapus